Category Archives: Book Review

Book Review : Darkest Mercy (Wicked Lovely #5) – Melissa Marr

Posted on

The last book. And my favorite character is back. Keenan.
Perjalanannya belum membuahkan hasil, sementara ia tau semakin lama ia pergi, maka kemungkinan itu akan melemahkan kerajaannya. Namun, ia harus melakukan perjalanan ini, harus mendapatkan sesuatu. Karena, terserah apa yang dikatakan orang mengenai dirinya dan segala pengejarannya untuk mendapatkan ratunya, ia tetaplah seorang raja, ia tetaplah telah hidup cukup lama untuk tahu bahwa hal buruk semakin dekat. Bahwa gejolak akhirnya akan meletus. Ia tahu bagaimana kondisi kerajaannya, sekian abad dengan kekuatan terikat, kemudian raja dan ratu yang rupanya tidak benar-benar bisa bersatu seperti seharusnya, ia tahu kerajaannya perlu bantuan.
Donia tau ia harus memutuskan sikapnya. Perlu memutuskan mana yang merupakan prioritasnya. Dan yang ia tahu, sekarang ini kerajaannya adalah yang utama.
Kerajaan Kegelapan dalam masalah besar, Niall lebih dari sekedar tak stabil. Ia mempertaruhkan kelangsungan kerajaannya dengan kondisinya yang semakin buruk. Saat Bananach semakin kuat, ia bahkan tak bisa membedakan yang nyata dan yang tidak, teman atau musuh.
Ketidakstabilan menjadi salah satu inti utama (kalau bukan yang utama) dari buku ini, well, seluruh buku dari series ini sebenarnya. Baik dan buruk tidak pernah mutlak, yang diperlukan adalah keseimbangan, karena itulah yang membuat semua ini terjadi, semua ini bertahan. Hal tersebut terlihat jelas terutama di buku keempat dan kelima ini menurut saya. Ketika bahkan yang tak pernah berubah sekalipun bisa saja mengalami ini.
Lebih adiktif dari buku sebelumnya dan lebih terasa juga suspense-nya. Penokohannya terasa lebih kuat dan ada beberapa twist yang benar-benar tidak terduga. Walaupun, sepertinya series ini benar-benar bermasalah dengan akhir yang agak terlalu mudah. Meskipun ada sedikit twist diakhir, tapi yah, tetap sudah tertebak lah. Jadi, 3,5 dari 5 bintang.

Book Review : Radiant Shadow (Wicked Lovely #4) – Melissa Marr

Posted on

Ani. Setengah manusia. Setengah faery. Namun ia berbeda. Tak seperti halfling lainnya ia benar-benar perlu makan layaknya faery kegelapan, seperti ayahnya, seperti para hound.
Sorcha. Keputusannya menjadikan Seth faery ternyata mempunyai dampak yang sama sekali tak ia duga. Tak ia perkirakan. Serbuan emosi melandanya dan Ratu yang tak pernah berubah telah berubah. Ia mengirim Devlin untuk memeriksa Seth, mengawasinya, menjaganya. Dan Devlin-pun keluar dari Faerie. Namun, pertemuannya dengan Ani benar-benar merubah rencananya.
Ani adalah gadis yang ia pertahankan hidup karena Rae, gadis hantu yang selama ini ia sembunyikan dari Sorcha, yang entah mengapa dan bagaimana begitu ia sayangi, sampai ia merelakan dirinya untuk melindungi Rae, sang Dreamweaver yang selama ini juga masuk ke mimpi Ani.
Ani dan Rae. Dua gadis yang Devlin rela untuk melindungi mereka. Bahkan meskipun itu berarti ia harus melindungi mereka dari saudarinya sendiri. Kedua saudarinya.
Bananach menginginkan Ani untuk melakukan apa yang diyakininya akan memuluskan rencananya. Dan Devlin membawa Ani pergi. Perjalanan mereka membuat mereka mengetahui hal-hal yang selama ini tersimpan. Membuat mereka saling mengenal dan menyadari.
Saat Devlin dan Ani memutuskan untuk kembali dari perjalanan mereka, Bananach telah mengambil tindakan. Mau tak mau, mereka harus mengambil tindakan pula, sekalipun itu berarti akan menuntun ke hal yang lebih buruk.
Sementara di Faerie, Sorcha benar-benar tidak stabil, dan kondisinya membuat Faerie terancam hancur.
Menarik sebenarnya, sama seperti buku sebelumnya. Hanya saja beberapa bagian terasa benar-benar datar dan agak membosankan. Belum lagi, beberapa tindakan para tokohnya yang membuat saya harus berkata ‘Ya Tuhan‘. Dan akhirnya, mengingatkan saya seperti buku pertamanya, agak terlalu mudah. Walaupun, di saat-saat terbaiknya buku ini memang adiktif. Terutama karakter Devlin dengan segala sikapnya. Jadi, 3 dari 5 bintang.

Book Review : Rick Riordan – The Blood of Olympus (The Heroes of Olympus #5)

Posted on

The last book. And there is Nico’s POV!
Yes, Nico’s POV.
Dimulai dengan Jason, Piper, dan Annabeth yang harus mencari informasi diantara sekumpulan hantu. Dan semua berubah menjadi kacau saat Jason harus menghadapi apa yang selama ini ia hindari.
Tugas The Seven, yang sudah luar biasa sulit, semakin rumit. Banyak hal yang harus mereka ketahui, kumpulkan, dan pastikan untuk mencegah kebangkitan Gaea. Belum lagi para Dewa dan Dewi, dengan kepribadian mereka yang terpecah antara Yunani dan Romawi, benar-benar memperburuk keadaan.
Petunjuk yang mereka terima tidak serta merta membuat keadaan menjadi lebih baik. Dan Tartarus telah menunjukkan bagaimana besar dampak yang telah ia tinggalkan pada Annabeth dan Percy. Mereka tetap Percy dan Annabeth. Seaweed Brain dan Wise Girl, namun ada perubahan dalam diri mereka, yang mana mereka harus hadapi untuk bisa mengatasinya.
Kondisi yang tidak lebih baik juga harus dihadapi Nico, Reyna, dan Coach Hedge. Shadow travel melintasi bumi dengan membawa Athena Parthenon jelas bukan hal yang mudah. Dan Nico tau itu. Tau bahwa ia sedang membahayakan dirinya sendiri. Namun, ia harus melakukannya, karena ia tau nasib kedua perkemahan bergantung pada hal ini.
An oath to keep with final breath. Bagian ini jelas benar-benar menganggu The Seven. Ketika sebuah janji yang diucapkan, mereka teringat baris ini. Entah apakah Gaea akan terbangun atau tidak, mereka tau ramalan ini pasti berarti sesuatu.
Adiktif. Belum lagi Nico’s POV yang merupakan karakter favorit saya. Seperti biasa Rick Riordan berhasil memunculkan karakter-karakter yang kuat, dengan humornya yang khas dan suspense yang terasa dari awal sampai akhir. Meskipun bila dibandingkan dengan The Last Olympian (buku terakhir Percy Jackson and The Olympians, pendahulu seri ini), buku ini terasa tidak terlalu mengejutkan, terutama bagian bagaimana ramalan tersebut menjadi kenyataan. Di The Last Olympian ramalan tersebut menjadi kenyataan dengan cara yang benar-benar tidak saya duga, sedangkan di buku ini, saya rasa cukup banyak yang bisa menebak bagaimana ramalannya menjadi kenyataan. Dan peristiwa-peristiwa yang terjadi, walaupun menarik, hanya sebagian yang membuat saya benar-benar terkesan.
Tapi, tetap saja, perjuangan The Seven, rahasia Reyna, dan apakah Nico mampu membawa Athena Parthenon, benar-benar layak untuk dibaca, well 4,5 dari 5 bintang.

Book Review : Sebastian Fitzek-Therapy

Posted on

Josy, putri seorang psikiater terkenal, dr.Viktor Larenz, tiba-tiba menghilang saat berada di salah satu klinik di Berlin. Josy, yang baru berumur 12 tahun, selama hampir satu tahun belakangan ini terserang penyakit misterius. Tubuhnya begitu lemah, ia begitu mudah terserang berbagai penyakit. Orangtuanya sudah membawanya ke berbagai dokter, tapi tak ada satupun yang membuahkan hasil. Ayahnya, kemudian membawanya ke klinik Dr.Grohlke, tapi sayangnya di klinik dokter tersebutlah, Josy tiba-tiba menghilang.

Empat tahun kemudian, Viktor pergi ke sebuah pulau kecil di Laut Utara, yang bernama Parkum. Ia ingin mengerjakan wawancara dari sebuah majalah  mengenai hilangnya putrinya dan berharap itu akan mampu menyelesaikan permasalahannya. Viktor yang sudah menjual tempat prakteknya di Berlin dan memutuskan untuk tidak menerima pasien lagi, tiba-tiba didatangi seorang wanita bernama Anna Glass, seorang novelis yang entah bagaimana mengetahui keberadaan Viktor di Parkum. Ia mendesak Viktor untuk mau merawatnya, awalnya Viktor menolak, namun kemudian cerita-cerita Anna begitu menarik perhatiannya. Bukan hanya karena kasus Anna bukan kasus biasa, tapi juga karena Josy.

Ya, salah satu cerita Anna, entah bagaimana sangat mirip untuk menggambarkan apa yang terjadi pada Josy. Gadis kecil. Penyakit misterius. Pergi meninggalkan orangtuanya.

Viktor kemudian menghubungi detektif swasta yang disewanya untuk menyelidiki menghilangnya Josy, Kai Strathmann. Dan sekalipun Kai meragukan ada hubungan antara Anna dan Josy, karena banyaknya lubang dalam cerita Anna, namun detektif itu mengonfirmasi beberapa hal yang Anna ceritakan.

Viktor berusaha untuk membuat Anna bercerita lebih jauh, namun semakin lama Viktor menyadari ada hal yang misterius tentang Anna. Dan bahkan walikota Parkum sendiri, Halberstaedt, memperingatkan Viktor bahwa ada yang janggal dengan Anna, bahwa wanita itu berbahaya. Namun, petunjuk-petunjuk dari cerita Anna mengenai apa yang terjadi pada Josy membuat Viktor mengabaikannya.

Adiktif, menarik, tak bisa diprediksi. Cerita ini bukan hanya diplot dengan mengagumkan tapi juga memiliki karakter-karakter yang kuat dan benar-benar tak bisa diprediksi. Belum lagi suspense dari awal sampai akhir cerita. Apa yang sebenarnya terjadi pada Josy, siapa Anna, apa penjelasan di balik semua peristiwa janggal yang terjadi sangat layak untuk diikuti. Tapi sekalipun penuh suspense, jangan mengharapkan ada adegan action di novel ini. Well, kalau bagi saya 5 dari 5 bintang.

 

Book Review : Rick Riordan – The House of Hades (The Heroes of Olympus #4)

Posted on

The Doors of Death. Harus ditutup di kedua sisinya. Satu sisinya ada di dunia mortal, di Epirus. Dan sisi lainnya ada di Tartarus.

Annabeth dan Percy harus berjuang di tengah mengerikannya Tartarus, menemukan satu sisi The Doors of Death yang dijaga oleh lautan pasukan Gaea. Sementara Nico di Angelo, yang telah berjanji pada Percy, membawa yang lainnya melewati bahaya yang menghadang menuju sisi satunya di Epirus. Di sebuah tempat yang disebut The House of Hades.

Perjalanan mereka tidak hanya penuh rintangan, tapi juga bagaimana mereka harus sampai ke The Doors of Death pada waktu yang sama. Dalam perjalanannya, mereka mendapat bantuan-bantuan tak tertuga, namun meskipun begitu rintangan yang menghadang di depan mereka tetap begitu berat.

Annabeth dan Percy harus mencari cara bagaimana mereka bisa melewati kepungan monster-monster Gaea yang menjaga The Doors of Death.

Dan Hazel harus mencari tau bagaimana caranya menghadapi seseorang yang akan menunggu mereka di Epirus nanti. Seseorang yang harus ia kalahkan jika ingin membawa teman-temannya ke The Doors of Death. Seseorang yang harus ia kalahkan dengan kekuatan yang belum ia miliki, dan ia bahkan tak tau bagaimana cara mendapatkannya. Mereka juga harus mencari cara untuk melewati pasukan Gaea yang bisa dipastikan juga menjaga sisi The Doors of Death di dunia mortal. Mereka berhasil mendapat bantuan, bantuan yang seharusnya bisa dipimpin oleh Jason. Tapi, Jason sadar banyak hal sudah berubah dalam dirinya. Dan perubahan itu membuatnya ragu mampu memimpin bantuan tersebut.

Belum lagi masalah antara Perkemahan Jupiter dan Perkemahan Blasteran. Mereka harus mencari cara untuk menghentikan Perkemahan Jupiter menyerang Perkemahan Blasteran. Cara yang biasanya dicetuskan oleh Annabeth, namun Annabeth dan Percy sekarang terjebak di tengah kengerian Tartarus.

Diawali dengan 3 bintang, sempat menjadi 5 bintang, namun akhirnya kembali menjadi 4 bintang. Awalnya sempat terasa membosankan, mungkin karena peristiwa-peristiwa yang muncul sudah tidak begitu mengejutkan lagi. Agak stereotip. Namun makin lama peristiwa-peristiwa yang dimunculkan Rick Riordan kembali menemukan kemenarikannya. Kembali memikat dan adiktif. Sayangnya, akhir ceritanya agak terlalu mudah dan ya, too good to be true juga. But still, nice one. Can’t wait for the last book!

Book Review : Rick Riordan – The Mark of Athena (The Heroes of Olympus #3)

Posted on

Annabeth, Leo, Jason, Piper, dan pelatih Hedge datang ke Perkemahan Jupiter dengan Argo II. Mereka memang tidak berhasil mendaratkan Argo II, tapi mereka berhasil meyakinkan Perkemahan Jupiter bahwa mereka tidak berniat menyerang. Untuk sesaat. Saat Annabeth berbicara dengan Reyna, tiba-tiba saja Argo II menembaki Perkemahan Jupiter.

Annabeth, Jason, Piper, Percy, Hazel, dan Frank berhasil naik ke Argo II, walaupun Jason harus mendapat cedera. Dan mereka melihat sendiri bagaimana Leo menembaki Perkemahan Jupiter. Leo mencoba meyakinkan bahwa ia sama sekali tidak berniat melakukannya, walaupun ia juga tidak bisa menjelaskan kenapa ia bisa melakukan hal tersebut.

Mereka kemudian memutuskan untuk fokus pada misi mereka. Dari ramalan yang disampaikan oleh Ella, si harpy, mereka harus pergi ke Roma, Italia. Mereka tidak mempunyai petunjuk tentang apa yang sebenarnya mereka cari, namun Annabeth yakin, apapun itu merupakan awal mula permusuhan antara demigod Yunani dan Romawi. Sesuatu yang berhubungan dengan ibunya, Athena. Sesuatu yang membebaninya dan menakutinya akhir-akhir ini. Dan sesuatu yang mungkin akan mampu membuat demigod Yunani dan Romawi berdamai.

Sementara Hazel juga memiliki misi lain. Dari misi pertamanya yang baru saja berakhir, ia tau bahwa Gaea berhasil menangkap saudaranya, Nico. Ia juga tau bahwa ia akan menemukannya di Roma, dan mungkin berhasil menyelamatkannya. Namun, ada hal lain yang mengusiknya. Leo. Leo mengingatkannya pada seseorang di masa lalunya. Seseorang yang pernah ia cintai.

Perjalanan mereka ke Roma, tidak berjalan dengan mudah. Mereka harus menghadapi berbagai monster yang mencoba menghalangi mereka sambil terus mencoba mencari tau apa yang sebenarnya akan mereka hadapi di Roma. Namun, saat mereka berhasil memperkirakan apa yang harus mereka hadapi, mereka sadar betapa beratnya rintangan yang menghadang di depan mereka.

Sesampainya di Roma. Annabeth harus menyelesaikan misinya sendiri, mengikuti The Mark of Athena. Percy yang tidak ingin terpisah lagi dengan Annabeth mengantarkannya sejauh ia diizinkan. Saat Annabeth akhirnya harus memulai misinya sendiri, ia harus berusaha sekuat tenaga untuk bisa fokus dengan misi lain. Mengalahkan raksasa, menyelamatkan Nico.

Menegangkan. Memikat. Tujuh demigod akhirnya sudah terkumpul untuk memenuhi Prophecy of Seven. Yang juga berarti bahwa Gaea semakin dekat dengan kebangkitannya. Memang, ada beberapa bagian yang entah kenapa menurut saya agak membosankan, mungkin karena sudah tertebak, tapi tetap novel ini memang menarik. Ya, lagi-lagi 4,5 bintang.     

 

 

Book Review : Melissa Marr – Fragile Eternity (Wicked Lovely #3)

Posted on

Seth tidak pernah siap untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan. Tapi dengan Aislinn, hal itu berubah. Ia menyayangi Aislinn dan ingin bersama gadis itu. Tapi, semuanya berubah saat Aislinn menyandang status baru. Ratu Musim Panas. Mungkin tidak ada orang yang bisa memisahkan mereka, tapi waktulah yang akan melakukannya. Aislinn dan Seth, sekarang mereka memiliki definisi berbeda untuk kata ‘selamanya‘.

Saat Keenan mencoba memperbaiki hubungannya dengan Donia, Seth menghilang. Kerajaan Kegelapan diyakini mengetahui dimana Seth berada. Aislinn berusaha mencari tau keberadaan Seth, walaupun ia harus merendahkan harga dirinya dan kerajaannya. Keenan, mempunyai dugaan kuat dimana Seth berada, tapi ia memutuskan untuk tetap berdiam diri. Sementara Seth menghilang antar kerajaan faery mulai memikirkan pergolakan yang telah dan mungkin terjadi. Dan tentunya kemungkinan terjadinya perang.

Bahkan Kerajaan Agung-pun ikut merasakan dampaknya. Belum lagu konflik lama sang Ratu Agung, Sorcha, dengan Bananach. Bahkan Sorcha, yang tak pernah berubah, mengalami perubahan setelah keputusan yang ia buat.

Well, kalau dibandingkan 2 buku sebelumnya, buku ketiga ini bisa dikatakan lebih komplek. Semua kerajaan faery ambil bagian di buku ini. Membuat permasalah yang muncul terasa lebih genting dan nyata. Pergolakan dunia faery menjadi hal yang sangat menarik untuk disimak. Raja dan Ratu baru yang pernah saling terkait satu sama lain sebelumnya, memiliki masalah dan kemarahan tersendiri, membuat keadaan menjadi semakin mengkhawatirkan. Belum lagi romansa antar tokoh-tokohnya. Dan tentunya tokoh-tokoh baru yang juga memegang peranan penting. Sayangnya, entah kenapa, kalau menurut saya penokohannya kurang begitu kuat. Dan jujur dalam beberapa peristiwa, saya mengharapkan ada yang lebih. Well, 3,5 bintang.

 

Book Review : Rick Riordan – The Son of Neptune (The Heroes of Olympus #2)

Posted on

Entah sudah berapa kali Percy membunuh mereka, namun gorgon tersebut terus bangkit kembali dengan cepat. Sampai akhirnya Percy bertemu dengan seorang wanita yang tiba-tiba memberikan pilihan baginya. Percy bisa pergi meninggalkan wanita itu dan mungkin ia bisa hidup dengan tenang (untuk ukuran demigod), atau menolong wanita itu dan membawanya ke Perkemahan Jupiter, merasakan banyak penderitaan, namun sekaligus memiliki kesempatan untuk mendapat ingatannya kembali. Percy kemudian memutuskan membawa wanita itu menuju perkemahan. Gorgon tersebut terus mengejar Percy, namun Hazel dan Frank berhasil memperlambat mereka. Sayangnya itu tidak berarti banyak, gorgon itu nyaris membunuh Frank di Sungai Tiber, kalau saja Percy tidak mengendalikan sungai dan membunuh mereka, membiarkan sungai melarutkan mereka.

Wanita tersebut, yang ternyata Juno memperkenalkan Percy sebagai The Son of Neptune. Percy kemudian dibawa menghadap praetor perkemahan, Reyna. Reyna memutuskan untuk menerima Percy di perkemahan. Saat Frank dan Hazel membawa Percy berkeliling perkemahan, Octavian, sang augur, memberi tahu Hazel bahwa saudaranya datang. Hazel, yang merupakan putri Pluto, kemudian memperkenalkan Percy pada saudaranya, Nico di Angelo.

Saat War Game berlangsung, Frank, Hazel, dan Percy berhasil membawa Fifth Cohort memenangkan permainan. Saat itulah Frank diakui oleh Mars dan diberi sebuah misi. Membebaskan Thanatos. Kematian. Dan membunuh sang raksasa, Alcyeolous. Frank memutuskan membawa Percy dan Hazel dalam misi tersebut.

Namun, rupanya Perkemahan Jupiter menghadapi ancaman mengerikan. Serangan pasukan monster. Mereka menyadari betapa beratnya misi mereka. Membebaskan Thanatos, mengalahkan Alcyeolous, dan kembali ke Perkemahan Jupiter sebelum Feast of Fortuna. Yang artinya hanya memberikan mereka waktu beberapa hari.

Dengan berbagai rintangan terus-menerus berdatangan mereka berlomba dengan waktu untuk menyelesaikan misi ini. Belum lagi asal usul Hazel dan apa yang pernah ia lakukan dimasa lalu, Frank dengan semua kegelisahan dan ketakutannya tentang betapa rentannya hidupnya, dan Percy yang hanya mengingat satu hal dari kehidupan lamanya, Annabeth.

Adiktif, menarik, penuh ketegangan. Peristiwa-peristiwa yang muncul dan bagaimana masalah-masalah diselesaikan benar-benar menarik. Walaupun ada beberapa bagian yang sudah bisa tertebak, dengan atau mimpi. Dan ya, ada juga beberapa bagian yang rasanya agak tertalu mudah penyelesaiannya. Tapi, terlepas dari itu semua novel ini mengesankan. Ya, 4,5 dari 5 bintang.

 

Pujian untuk The Son of Neptune

 

“Riordan’s seamless weaving of various cultural mythologies into a modern landscape continues to shine in (The)Son of Neptune. As in previous books, the plot is engrossing, the characters robust and compelling. Percy, Frank, and Hazel alternate asnarrators without missing a beat of pace, suspense, or humor. Readers will find themselves automatically consumed by the story

without having read the first book, though some knowledge of Percy’s previous adventures will help fill in minor gaps of background information. (The) Son of Neptune is yet another absorbing and exciting addition to Riordan’s chronicles.” (VOYA)

 

“Should pacing and wit continue unabated into the third volume, whose foretold European setting promises further freshness, fans will eagerly await numbers four and five.” (Kirkus Reviews)

 

 

Book Review : Rick Riordan – The Lost Hero (The Heroes of Olympus #1)

Posted on

Jason terbangun disebuah bis dalam keadaan tak ingat apa-apa, kecuali namanya. Ia tak mengenal siapapun di bis itu, tapi anehnya orang-orang tersebut seolah mengenal dirinya.

Piper meyakini bahwa dirinya adalah pacar Jason, namun Jason bahkan tak ingat sedikitpun tentangnya. Sementara Leo rupanya tidak mempermasalahkan hal tersebut. Ia masih sibuk dengan merakit benda-benda dan semua leluconnya.

Saat mereka tiba di Grand Canyon, yang merupakan tujuan karya wisata sekolah mereka, Widerness School. Salah seorang murid berubah menjadi monster angin. Jason, tanpa disadarinya, menyebut monster-monster itu sebagai ventus. Guru mereka, Gleeson Hedge, yang ternyata seorang satir, berusaha mengalahkan ventus tersebut. Dan Jason, lagi-lagi tanpa disadarinya, merogoh kantongnya dan mengambil sebuah koin emas, yang kemudian berubah menjadi pedang.

Saat ventus tersebut pergi dengan membawa pelatih Hedge, Annabeth datang. Ia mencari Percy yang tiba-tiba menghilang dari perkemahan. Dan Dewi Hera memberinya visi bahwa ia akan mendapat petunjuk di tempat itu. Dimana ia akan menemukan seseorang yang hanya menggunakan satu sepatu. Jason. Sayangnya tak seorangpun yang mampu memberikan jawaban bagi Annabeth.

Annabeth dan Butch kemudian membawa Jason, Leo dan Piper ke Perkemahan Blasteran yang sudah banyak berubah semenjak perang melawan para Titan. 

Kedatangan Jason rupanya mengagetkan Chiron, yang bahkan menyebut Jason seharusnya sudah mati. Sementara Leo, yang langsung diakui sebagai putra Hephaestus harus menghadapi kenyataan bahwa kabinnya sedang menghadapi masalah besar.

Saat Rachel, sang oracle menyampaikan ramalan pertamanya, ramalan tentang tujuh demigod, Prophecy of Seven, Jason mampu menyelesaikan ramalan tersebut, dengan bahasa latin. Rachel kemudian menyampaikan ramalan baru, sebuah misi. Untuk menyelamatkan sang Dewi yang terantai. Sementara itu, Piper diakui sebagai putri Aphrodite beberapa saat setelah Rachel menyampaikan ramalan tersebut, dan membuatnya masuk ke dalam misi.

Jason, Leo, dan Piper kemudian pergi untuk menyelesaikan misi mereka membebaskan dewi yang tertantai yang juga diduga telah mengambil ingatan Jason. Merekapun harus menghadapi berbagai macam monster, bertemu dewa dan dewi yang begitu mudah berubah pikiran mengenai nasib mereka, dan tentunya menghadapi mimpi buruk dan diri mereka sendiri. Jason dengan kebingungan dan mimpi-mimpinya mengenai siapa ia sebenarnya, Piper dengan mimpi dan bisikan gelap yang mencengkeramnya, dan Leo dengan kenangan pahit dan penuh misteri tentang masa lalunya.

Rick Riordan kembali berhasil menciptakan rangkaian cerita yang menarik dan menegangkan. Dengan gaya penceritaan dari 3 sudut pandang tokoh utama, novel ini tidak hanya memiliki merupakan petualangan yang seru, tapi juga karakter-karakter yang kuat. Belum lagi, mitologi-mitologi Yunani-Romawi yang menjadi nilai tambah tersendiri bagi novel ini. Walaupun, memang mimpi-mimpi yang dialami tokoh-tokohnya membuat beberapa bagian tidak begitu mengejutkan, bahkan sudah tertebak. Tapi, tetap, bagi saya adiktif. Well, 4,5 dari 5 bintang.  

Pujian untuk The Lost Hero:

 

Percy Jackson fans can rest easy: this first book in Riordan’s Heroes of Olympus spin-off series is a fast-paced adventure with enough familiar elements to immediately hook those eager to revisit his modern world of mythological mayhem. Rotating among his three protagonists, Riordan’s storytelling is as polished as ever, brimming with wit, action, and heart.his devotees won’t be disappointed.” (Publishers Weekly)

 

“With appealing new characters within a familiar framework, this spin-off will satisfy the demand for more.”  (Booklist)

 

“Riordan excels at clever plot devices and at creating an urgent sense of cliff-hanging danger. His interjection of humor by incongruous juxtaposition provides some welcome relief. The young heroes deal with issues familiar to teens today: Who am I? Can I live up to the expectations of others? Having read the first series is helpful but not essential, and the complex plot is made for sequels.” (School Library Journal)

 

 

 

 

 

 

 

Book Review : Jackson Pearce – Sisters Red

Posted on

Scarlett dan Rosie March, dua kakak beradik ini kehilangan nenek mereka karena serangan fenris, bahkan Scarlett harus merelakan salah satu matanya dalam serangan mengerikan tersebut. Sejak saat itu mereka berdua mulai  memburu fenris. Bersama Silas, teman sekaligus tetangga mereka, mereka berjuang menyelamatkan gadis-gadis dari bahaya mengerikan fenris.

Mengabdikan seluruh hidupnya untuk memburu fenris sudah menjadi tekad Scarlett, namun rupanya tidak bagi Rosie. Sesekali Rosie merasa jenuh dan ingin melepaskan diri dari rutinitas berburu mereka. Ia pun mulai mengikuti berbagai kelas, mulai menari sampai origami. Dan Silas. Ya, rupanya Silas telah membuat Rosie jatuh hati.

Sementara itu mereka mencoba mencari tau siapa ‘calon fenris’ berikutnya. Fenris dapat mengubah manusia menjadi fenris melalui gigitan. Walaupun dengan syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat itulah yang mereka coba cari tau. Pencarian mereka tentunya tidak berjalan mudah. Data-data yang mereka dapatkan tidak memberikan kesimpulan yang pasti. Sementara itu jumlah fenris disekitar mereka terus bertambah banyak. Tugas mereka menyelamatkan para wanita semakin berat.

Ditengah tugas mereka yang berat tersebut, muncul konflik dalam hubungan Scarlett dan Rosie.

Sederhana namun menarik. Penokohannya kuat dan terasa sangat nyata. Karakter Scarlett yang kuat, keras kepala, namun sangat menyayangi adiknya, kemudian Rosie yang lebih kalem namun juga menyayangi Scarlett terasa begitu hidup.

Meskipun ceritanya sederhana dan akhirnya agak terlalu mudah, tapi perjuangan Scarlett-Rosie-Silas, hubungan Scarlett-Rosie yang mulai mengalami masalah, romansa Silas-Rosie, dan tentunya para fenris tetap menarik untuk diikuti.

Well, 3 bintang untuk buku ini.